Ada yang melintas di benak saya setiap tanggal 17 Agustus. Entah
otak atau hati yang mencoba berimajinasi tentang perang di era perjuangan. Semua
harus angkat senjata, menjadikan apapun menjadi alat untuk menyambung hidupnya.
Kesempatan untuk saling menikmati hidup seperti sekarang seolah hanya mimpi,
bahkan untuk bermimpipun pasti akan susah. Penderitaan adalah sesuatu yang
harus segera dimusnahkan.
Tanggal 17 Agustus yang lalu hampir sama dengan saat ini,
perayaan dengan berbagai lomba, dengan pawai, upacara di pagi hari untuk para
orang yang berseragam. Untuk yang berseragam. Dengan semangat yang menggebu
atau hanya sebagai formalitas? Banyak orang yang ingin upacara seperti itu,
mereka bukan orang-orang yang berseragam namun mereka kadang menangis melihat
bendera yang berkibar begitu tingginya, atau kadang merinding dan ikut menyatu
dengan lantunan Indonesia Raya.
Lantas apakah semua telah merdeka sehingga bisa menikmati
itu semua? Aku rasa kita hanya merdeka dari perang melawan penjajah saat dulu
saja. Saat ini kita perang dengan banyak hal. Kemiskinan yang belum teratasi,
tapi sosial media membahas tentang perkembangan negeri. Gedung-gedung tinggi
telah berdiri, rumah-rumah konglomerat semakin megah. Bagaimana dengan
saudara-saudara kita yang masih berjuang dan hampir putus asa? Negeri ini
memang semakin maju, tapi di sisi lain banyak orang yang menunggu. Tentang bukti
nyata bahwa semuanya mudah di negeri ini.
Ini tanah air kita atau tanah dan air orang lain?
Kita di sibukkan diri dengan hal-hal untuk menyelematkan
diri sendiri. Tunggu dulu, menyelamatkan? Kita belum merdeka?
Di tahun ini antara 17 Agustus tahun lalu dengan 17 agustus
tahun saat ini, banyak orang yang mempersiapkan masa depan, ada juga yang jatuh
dengan mimpinya, ada yang merasa kehilangan, ada yang mendapatkan kabar
gembira, ada yang masih biasa-biasa saja tanpa perkembangan, ada yang
bersyukur, ada pula yang mengutuk, ada yang punya teman baru, ada pula yang
harus meninggalkan masa lalu, ada yang bergerak maju, ada pula yang diam di
tempat, ada yang lahir, ada yang tinggal menanti ajal, ada yang bersemangat,
ada yang mematahkan, ada yang menuntun, ada yang mengajak, ada yang
menjatuhkan, ada yang tersenyum, ada pula yang hancur dengan tangisnya. Kita indonesia,
kita kibarkan bendera yang sama dan lebih tinggi dari kita, dari siapapun di
Indonesia. Kita memandang bendera yang sama, kita tiada beda, sama rata.
Lihatlah sekeliling
kita, masih banyak tugas kita yang belum kita selesaikan. Saling membantu
saudara-saudara kita meraih cita, maka dengan mudahnya kita meraih cita kita
juga, maka dengan indahnya kebersamaan kita.
DAN KITALAH INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar